LIMA KERANGKA PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM SENI MEDIA
(PUSAT PERHATIAN,TERUTAMA PADA INDUSTRI MUSIK)
Menurut Ryan dan Peterson (1982) :
1. Model lini perakitan (assembly line)
Dalam model ini proses yang digunakan sama dengan cara pembuatan produk industri,beserta segenap keterampilan dan keputusan yang terkait dalam mekanisme proses tersebut.Semua itu tercangkup dalam aturan prosedur yang jelas.Karena produk budaya media,tentu saja berbeda dengan material,harus berbeda antara satu sama lainnya secara marjinal,maka hal ini mengakibatkan timbulnya produksi berlebihan (over production) pada setiap tahap.
2. Model keterampilan dan kewiraswastaan (craft and entrepreneurship)
Pada model ini beberapa orang yang kuat,yang memiliki reputasi mapan dalam menilai kemampuan dan menangani masalah,mengelolah segenap masukan para seniman,musikus,ahli teknik dan lainnya secara inovatif.Model seperti ini berlaku terutama diperusahaan film,tetapi juga cocok untuk perusahaan penerbitan yang para penyuntingnya merupakan tokoh kuat dan memiliki kewibawaan (Kharisma).
3. Model konvensi dan formula (convention and formula)
Dalam model ini para anggota ‘dunia seni’ tertentu menyepakati suatu ‘resep’,yakni seperangkat prinsip yang berlaku luas dan mengandung pengarahan bagi para pekerja tentang cara menyatukan berbagai unsur untuk memproduksi karya dalam gaya tertentu.
4. Model citra khalayak dan konflik (audience image and conflict)
Kerangka pandangan model ini menilai proses produksi kreatif sebagai upaya menyelaraskan produksi dengan citra yang akan disenangi khalayak.Keputusan menyangkut citra itulah yang sangat penting dan dapat menimbulkan konflik dikalangan wiraswastawan kuat yang saling bersaing.
5. Model citra produk (produk image)
Penciptaan citra produk adalah pembuatan karya yang memiliki kemungkinan terbesar untuk diterima oleh para pengambil keputusan pada tahap selanjutnya.Cara yang paling sering ditempuh ialah memproduksi karya yang sangat mirip dengan karya yang baru saja lolos dari penilaian para pengambil keputusan pada setiap tahap proses.Produk seperti itu secara komersial dianggap berhasil.
Konsep dasar diatas tidaklah harus disepakati oleh segenap unsur yang terlibat,atau harus disesuaikan dengan selera wirawastawan dan citra khalayak.Model ini merupakan model yang memberi tuntutan kepada para penerbit mapan dan BBC,menurut Ryan dan Peterson.Model tersebut juga merupakan model yang paling sesuai dengan konsep profesionalisme dalam pengertian pengetahuan khusus tentang karya yang baik’televisi yang baik’ atau ‘jurnalisme yang baik’,bukannya pengetahuan khusus tentang karya yang berhasil secara komersial.